Pemberian souvenir pada acara pernikahan merupakan bentuk penghormatan dan ungkapan terima kasih kepada tamu-tamu yang datang pada acara tersebut. Untuk itu, saya ingin berbagi beberapa tips dalam memilih souvenir agar para calon pengantin bisa memiliki gambaran, kira-kira seperti apa ya souvenir yang pantas diberikan kepada tamu? ^.^)o
1. Tentukan Tema Pernikahan
Penentuan tema adalah yang utama (Foto: Adat Sumatera Utara) |
Mantapkan sejak awal seperti apa tema pernikahan yang Anda inginkan. Hal ini penting agar bisa menjalin satu kesatuan tema antara souvenir dengan penunjang pesta lainnya seperti dekorasi, busana, dan katering. Pemilihan berdasarkan tema akan saya bahas tersendiri di artikel lain.
(Klik disini untuk membaca artikel tersebut)
(Klik disini untuk membaca artikel tersebut)
2. Tentukan Jumlah Tamu Undangan
Jumlah tamu dapat berpengaruh pada optimasi biaya untuk pembelian souvenir (dan undangan) |
Contoh : keluarga salah seorang Om terdiri atas suami-istri dan 3 orang anak. Jika anak-anaknya masih kecil maka tak jadi masalah, cukup 1 souvenir untuk 1 keluarga. Akan tetapi jika anak-anaknya sudah dewasa apalagi sudah menikah, maka souvenir yang harus disediakan untuk keluarga si Om sebanyak 4 buah. Meskipun ada beberapa keluarga yang tidak hadir, tetap saja hitungan itu berlaku karena biasanya mereka menitipkan kado atau pesan ke sanak keluarga lain yang hadir dengan tidak lupa untuk dimintakan souvenir-nya. Itulah yang saya maksud kenapa jumlah keluarga ini harus benar-benar diperhitungkan.
Selain itu, sediakan juga cadangan sekitar 5 - 10% dari jumlah undangan yang kita hitung untuk jaga-jaga jika tamu yang hadir melebihi jumlah undangan yang disebarkan. Ini bisa terjadi karena banyak hal, misalnya : 1) ada yang (kelupaan) tidak masuk dalam daftar undangan dan baru ingat ketika sudah mendekati hari H lalu diundang via telepon, 2) jika mempelai punya adik yang masih sekolah biasanya mereka suka datang beramai-ramai ke acara pernikahan itu yang sebenarnya tujuan utama mereka untuk bisa makan sepuasnya (sudah lumrah terjadi haha..) dan mereka juga bisa dipastikan akan minta souvenir untuk kenang-kenangan, 3) yang terlibat dalam acara itu, seperti para kru rias pengantin, fotografi, catering, dsb yang biasanya jumlahnya juga tidak sedikit dan mereka juga kerap meminta souvenir untuk dijadikan kenang-kenangan. Inilah yang dimaksud dengan jumlah yang tidak terduga dan harus dipersiapkan.
3. Budget / Keuangan
4. Souvenir yang "Anti-Mainstream"
Tentu kita sudah lazim mendengar istilah "mainstream" di kalangan masyarakat. Ya, jangan pilih souvenir yang sedang trend atau banyak ditemui, karena souvenir seperti itu sering kali tidak menjadi istimewa lagi karena sudah banyak yang memilihnya, sehingga kesan yang merasuk di dalam souvenir tersebut jadi biasa - biasa saja.
5. "The Consultant Seller" (Penjual sekaligus Konsultan)
Ilustrasi |
Biasanya, mereka menerima pesanan yang hanya dibuat kalau ada yang pesan saja (made by order), jadi souvenir itu benar-benar bersifat eksklusif karena bukan merupakan barang yang sudah banyak ditawarkan di pasaran. Kalau kita datang ke penjual souvenir yang hanya menawarkan barang yang lagi "in" kepada kita (re: tanpa menawarkan dan menjelaskan barang yang lain), harga yang murah atau selalu bilang, "itu sudah termasuk kemasan plastik dan pita, kalau kemasan tile tambah sekian..." bla..bla..dsb, besar kemungkinan kita tak akan mendapatkan souvenir yang sesuai dan pantas untuk diberikan kepada tamu - tamu kita. Bagi mereka, flow barang mereka jauh lebih penting karena umumnya yang seperti ini lebih banyak menjual souvenir buatan pabrik, sehingga mereka juga dituntut untuk menghabiskan stok yang ada dan memperlancar flow penjualan barang. (atau istilah kasarnya, mereka lebih mementingkan laku tidaknya barang souvenir yang mereka perjualbelikan)
6. Kartu Penukaran Souvenir
Sebaiknya sediakan 'kartu penukaran souvenir' yang bisa ditukarkan saat tamu akan pulang. Ini sangat penting, terutama jika souvenir yang dipilih ukurannya besar sehingga tidak bisa dimasukkan dalam saku atau tas. Dengan demikian, tamu akan merasa lebih leluasa bergerak terutama saat menikmati hidangan tanpa harus direpotkan dengan souvenir. Selain itu, kartu ini juga dapat kita gunakan untuk mengontrol jumlah souvenir dan mengurangi risiko anjloknya kuota souvenir serta mengurangi kemacetan yang kadang terjadi di area buku tamu akibat pembagian souvenir ini.
makasih atas infonya sangat menarik, dan jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2PlDIdD
BalasHapus